Kisah nyata, pengislaman satu gereja dengan perantara seorang pemuda
Seorang pemuda berhasil mengislamkan seluruh isi gerejaatas izin Allah
Thursday, November 21, 2013
Tuesday, November 19, 2013
Cara membuat panel surya dari barang bekas
Pembuatan panel surya menggunakan barang bekas adalah salah satu cara penghemaatan dan pembaharuan energi, karena kita tahu energi matahari adalah energi yang berlimpah di alam semesta ini. Pembuatan menggunakan barang bekas akan sangat hemat karena barang-barang yang digunakan kebanyakan bukan barang yang berharga mahal sedangkan kita tahu panel surya saat ini masih memiliki harga yang cukup tinggi. Berikut ini adalah cara pembuatan panel surya dari barabg bekas
1). baterai hp yg sudah rusak secukupnya
2). timah solder(tenol)
3). 2 plat kaca/nampan/plastik jg boleh
4). air garam/garam dapur yg d larutkan
5). avo meter yg masih berfungsi
6). 2 japit buaya
7). sedikit usaha & keuletan
caranya:
1). buka pembungkus baterai bagian luar & dlm, hati2 saat membuka pembungkus bagian dlm, jngn sampai merusak bagian tengah dr baterai, utk melakukan bagian yg 1 ini, km mngkin sedikit berkeringat.
jk sudah ambil gulungan film yg berada d dlm baterai & pisahkan copperfilm dg silver film & bersihkan k 2 film tsb.
nah,,, k 2 film tsb nntyny akn kita gunakan sbg kutub + & -.
2). bakar copperfilm(yg kuning) tsb dg api sedang. jk sudah,, biarkan dingin dg sendirinya, ingat,,,!! seminimal mngkin hindari kontak langsung antara tangan dg copperfilm.
3). selagi kita menungu k 2 film td dingin,, kita siapkan mediatornya dl.
masukkan air garam k dlm wadah yg tlh kt sediakan. kemudian masukkan silver film melingkari bagian dlm dr wadah yg tlh d beri air garam, sbnarnya utk mmbersihkn silver film sngt susah & merepotkan, so,,, jk silver filmny rusak kita gunakan saja tenol yg tlh kt sediakan.
4). masukkan copperfilm yg tlah dingin k dlm wadah & japit ujungnya dg japit buaya.
selanjutnya kt tes d sinar matahari langsung, jk saat melakukan percobaan keadaanya pd mlm hr, brarti km memerlukan kompor utk merebus air garam tsb,, krn,,!! sbenarnya bukan sinar matahari yg menghasilkan listrik, tp “PANAS”.
jk listrik yg d hasilkan sedikit/kecil cobalah menambah kadar garam dlm air/ memesak airnya sampai mendidih, bisa jg menambah diameter panel surya nya.
1). baterai hp yg sudah rusak secukupnya
2). timah solder(tenol)
3). 2 plat kaca/nampan/plastik jg boleh
4). air garam/garam dapur yg d larutkan
5). avo meter yg masih berfungsi
6). 2 japit buaya
7). sedikit usaha & keuletan
caranya:
1). buka pembungkus baterai bagian luar & dlm, hati2 saat membuka pembungkus bagian dlm, jngn sampai merusak bagian tengah dr baterai, utk melakukan bagian yg 1 ini, km mngkin sedikit berkeringat.
jk sudah ambil gulungan film yg berada d dlm baterai & pisahkan copperfilm dg silver film & bersihkan k 2 film tsb.
nah,,, k 2 film tsb nntyny akn kita gunakan sbg kutub + & -.
2). bakar copperfilm(yg kuning) tsb dg api sedang. jk sudah,, biarkan dingin dg sendirinya, ingat,,,!! seminimal mngkin hindari kontak langsung antara tangan dg copperfilm.
3). selagi kita menungu k 2 film td dingin,, kita siapkan mediatornya dl.
masukkan air garam k dlm wadah yg tlh kt sediakan. kemudian masukkan silver film melingkari bagian dlm dr wadah yg tlh d beri air garam, sbnarnya utk mmbersihkn silver film sngt susah & merepotkan, so,,, jk silver filmny rusak kita gunakan saja tenol yg tlh kt sediakan.
4). masukkan copperfilm yg tlah dingin k dlm wadah & japit ujungnya dg japit buaya.
selanjutnya kt tes d sinar matahari langsung, jk saat melakukan percobaan keadaanya pd mlm hr, brarti km memerlukan kompor utk merebus air garam tsb,, krn,,!! sbenarnya bukan sinar matahari yg menghasilkan listrik, tp “PANAS”.
jk listrik yg d hasilkan sedikit/kecil cobalah menambah kadar garam dlm air/ memesak airnya sampai mendidih, bisa jg menambah diameter panel surya nya.
Kejadian hari kemarin adalah salah satu kejadian teraneh dalam hidup
Setelah melewati rutinitas lembur tugas ahirnya pagi hari menyentuh kasur dan langsung terlelap dalam peraduan tidur dan baru bangun pukul 10.49. Padahal pada hari itu ada UKD salah satu mata kuliah utama pukul 10.30 dan akhirnya bolos ukd. namun selain ukd masih ada 2 mata kuliah lainn setelahnya. setelah bangun ahirnya aku berangkat ke kampus tapi anehnya bukanya ikut kuliah tapi malah ngerjain tugas dan bolos kuiah lagi
sungguh aneh
Setelah melewati rutinitas lembur tugas ahirnya pagi hari menyentuh kasur dan langsung terlelap dalam peraduan tidur dan baru bangun pukul 10.49. Padahal pada hari itu ada UKD salah satu mata kuliah utama pukul 10.30 dan akhirnya bolos ukd. namun selain ukd masih ada 2 mata kuliah lainn setelahnya. setelah bangun ahirnya aku berangkat ke kampus tapi anehnya bukanya ikut kuliah tapi malah ngerjain tugas dan bolos kuiah lagi
sungguh aneh
Tuesday, October 8, 2013
Penyimpangan Aqidah dan Solusinya
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penyimpangan Aqidah dan Penanggulanganya” tepat pada waktunya.
Makalah
ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pendidikan Agama Islam, selain itu
untuk mengetahui dan memahami tentang Aqidah.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, karena sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Terakhir selamat membaca.
Surakarta,
7 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Nilai suatu ilmu itu
ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat nilainya
semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang
mengenalkan kita kepada Allah SWTsebagai Sang Pencipta.
Allah menciptakan manusia dengan
seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan makhluk / ciptaan
lainnya. Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus para Rasul-Nya (Menurut
hadits yang disampaikan Abu Dzar bahwa jumlah para Nabi sebanyak 124.000
semuanya menyerukan kepada Tauhid (dikeluarkan oleh Al-Bukhari di At-Tarikhul
Kabir 5/447 dan Ahmad di Al-Musnad 5/178-179). Sementara dari jalan sahabat Abu
Umamah disebutkan bahwa jumlah para Rasul 313 (dikeluarkan oleh Ibnu Hibban di
Al-Maurid 2085 dan Thabrani di Al-Mu'jamul Kabir 8/139)) agar mereka berjalan
sesuai dengan kehendak Sang Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul.
Namun ada yang menerima disebut mu'min ada pula yang menolaknya disebut kafir
serta ada yang ragu-ragu disebut Munafik yang merupakan bagian dari kekafiran.
Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian
ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia
seperti kepalanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus
direhabilitisi adalah kepalanya lebih dahulu. Disinilah pentingnya aqidah ini.
Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah
kunci menuju surga.
Aqidah
secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah
suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut
terminologi syara' (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat,
Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik
dan buruknya. Ini disebut Rukun Iman.
Dalam
syariat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada
rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara
perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu
cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk
ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima
atau tidaknya bergantung yang pertama. Makanya syarat diterimanya ibadah itu
ada dua, pertama : Ikhlas karena Allah SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah
yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasulullah
SAW. Ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya
ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasulullah SAW tertolak atau mengikuti
Rasulullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka
amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah
makna yang terkandung dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi 110 yang artinya :
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada Tuhannya."
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan aqidah?
2. Apa
saja peran aqidah dalam kehidupan?
3. Apa
saja penyimpangan terhadap aqidah?
4. Apa
saja langkah penanggulangan terhadap penyimpangan aqidah?
C. TUJUAN
1. Memahami
arti aqidah
2. Memahami
peranan aqidah dalam segi-segi kehidupan
3. Mengetahui
jenis-jenis penyimpangan aqidah
4. Mengetahui
cara penanggulangan terhadap penyimpangan aqidah
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
AQIDAH
‘Aqidah
(اَÙ„ْعَÙ‚ِÙŠْدَØ©ُ) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (الْعَÙ‚ْدُ)
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu(التَّÙˆْØ«ِÙŠْÙ‚ُ) yang berarti kepercayaan atau
keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِØْÙƒَامُ) yang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْØ·ُ بِÙ‚ُÙˆَّØ©ٍ) yang berarti
mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi):
‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun
bagi orang yang meyakininya.
Jadi,
‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah ازوجلّ
dengan segala pelaksanaan ke-wajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman
kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir,
takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang
Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada
apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh
berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.
"Dan barangsiapa
yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya" (QS. An-Nisa':69)
B.
PERANAN PENTING AQIDAH DALAM SISI-SISI KEHIDUPAN
1.
Dalam Sisi Pemikiran.
Akidah menganggap manusia sebagai makhluk yang terhormat.
Adapun kesalahan yang terkadang menimpa manusia, adalah satu hal yang biasa dan
bisa diantisipasi dengan taubat. Atas dasar ini, akidah meyakinkannya bahwa ia
mampu untuk meningkatkan diri dan tidak membuatnya putus asa dari rahmat Allah
dan ampunan-Nya. Akidah telah berhasil memerdekakan manusia dari penindasan
politik para penguasa zalim dan membebaskannya dari tradisi menuhankan manusia
lain. Akidah juga memberikan kebebasan penuh kepadanya. Namun ia membatasi
kebebasan itu dengan hukum-hukum syariat, penghambaan kepada Allah supaya hal
itu tidak menimbulkan kekacauan. Begitu juga, akidah telah berhasil
membebaskannya dari jeratan hawa nafsu, menyembah fenomena-fenomena alam di
sekitarnya dan dongengan-dongengan yang tidak benar.
Melalui
proses pembebasan pemikiran ini, akidah melakukan proses pembinaan manusia. Ia
memberikan kedudukan yang layak kepada akal, mengakui peranannya dan membuka
cakrawala pemikiran yang luas baginya. Di samping itu, akidah juga membuka
jendela keghaiban baginya, membebaskannya dari jeratan ruang lingkup indra yang
sempit dan mengarahkan daya ciptanya yang luar biasa untuk merenungkan
tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap cakrawala raya dan diri mereka, serta
menjadikan renungan (tafakkur) ini sebagai ibadah yang paling utama.
Tidak
sampai di situ saja, akidah juga mengarahkan daya akal untuk menyingkap
rahasia-rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-bangsa
terdahulu, dan merenungkan hikmah yang tersembunyi di balik syariat guna
mengokohkan keyakinan muslim terhadap syariat dan validitasnya untuk setiap
masa dan tempat.
Dari
sisi lain, akidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dan
mengikat ilmu pengetahuan itu dengan iman. Karena memisahkan ilmu pengetahuan
dari iman akan menimbulkan akibat jelek.
Akidah
juga memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan dengan teliti untuk
menyimpulkan sebuah Ushuluddin dan melarangnya untuk bertaklid dalam hal itu.
2.
Dalam Sisi Sosial.
Akidah
telah berhasil melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat
Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal
akidah, mereka relah mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan
kepentingan sosial.
Akidah
telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan antara ketamakan
manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa berkorban demi
kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap
individu.
Akidah
telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu
dengan cara-cara berikut: menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap
kepentingan orang lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain
dan mendorong setiap individu muslim untuk hidup bersama.
Dari
sisi lain, akidah telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar
anggota masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosial yang berlandaskan
fanatisme, suku, warna kulit, harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang
berlandaskan asas-asas spiritual. Yaitu takwa, fadhilah dan persaudaraan antar
manusia. Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang
pernah melanda masyarakat insani menjadi kondisi salang mengenal dan tolong
menolong. Dengan ini, mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh
bangsa lain. Di samping itu, akidah Islam juga telah berhasil merubah
tradisi-tradisi Jahiliah yang menodai kehormatan manusia dan menimbulkan
kesulitan.
3.
Dalam Sisi Kejiwaan.
Akidah
dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia meskipun bencana
sedang menimpa. Dalam hal ini akidah telah menggunakan berbagai cara dan metode
untuk meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara cara-cara
tersebut adalah menjelaskan kriteria dunia;bahwa dunia ini adalah tempat derita
dan ujian yang penuh dengan bencana dan derita yang acap kali menimpa manusia.
Oleh karena itu, tidak mungkin bagi manusia untuk mencari kesenangan dan
ketentraman di dunia ini. Atas dasar ini, hendaknya ia berusaha sekuat tenaga
demi meraih kesuksesan dalam ujian Allah di dunia.
Dan
di antara cara-cara tersebut adalah akidah menegaskan bahwa setiap musibah
pasti membuahkan pahala, dan menyadarkan manusia bahwa musibah terbesar yang
adalah musibah yang menimpa agama.
Dari
sisi lain, akidah juga membebaskan jiwa manusia dari segala ketakutan yang
dapat melumpuhkan aktifitas, membinasakan kemampuan dan menjadikannya cemas dan
bingung. Begitu juga akidah memotivasi manusia untuk mengenal dirinya. Karena
tanpa tanpa itu, sulit baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan
tidak mungkin baginya dapat mengenal Allah secara sempurna.
Dari
pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyakit-penyakit
jiwa yang berbahaya seperti fanatisme, rakus dan egoisme jika tidak diobati,
akan menimbulkan akibat-akibat sosial dan politik yang berbahaya, seperti
fitnah yang pernah menimpa muslimin di Saqifah, sebagaimana telah dijelaskan
oleh Imam Ali a.s.
4.
Dalam Sisi Akhlak.
Akidah memiliki
peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan
prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan
hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan
aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan
diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya.
Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia.
Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan
sehari-hari.
C.
PENYIMPANGAN TERHADAP AQIDAH
1. Kebodohan terhadap aqidah shahihah
Karena tidak mau mempelajari dan mengajarkannya,
atau karena kurangnya perhatian terhadapnya. Sehingga tumbuh generasi yang
tidak mengenal aqidah shahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau kebalikannya.
Akibatnya, mereka menyakini yang haq sebagai sesuatu yang batil dan yang batil
dianggap sebagai yang haq. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khatab
radliyallahu ’anhu : ” Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu
manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan”.
2.
Ta’ashshub (fanatik)
Kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak
dan nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil, dan mencampakkan apa yang
menyalahinya, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al
Baqarah ayat 170, yang artinya: ”Dan apabila dikatakan kepada mereka, ’ikutilah
apa yang telah diturunkan Allah ’, mereka menjawab, ’(tidak), tetapi kami hanya
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’
(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”
3. Taqlid Buta
Dengan mengambil pendapat manusia dalam
masalah aqidah tanpa megetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh
kebenarannya.
4. Ghuluw
(berlebihan)
Dalam mencintai para wali dan
orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya,
sehingga menyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali
oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun meolak kemudharatan.
Juga menjadikan para wali itu perantara antara Allah dan makhlukNya, sehingga
sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah Allah.
5.
Ghaflah (lalai)
Terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang
terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang
tertuang dalam kitabNya (ayat-ayat Qura’niyah). Di samping itu, juga terbuai
dengan hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua
adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia
dan menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia
semata. Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang
benar menurut Islam.
6. Enggannya Media Pendidikan
dan Media Informasi Melaksanakan Tugasnya
Kurikulum pendidikan kebanyakan tidak
memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada
yang tidak peduli sama sekali. Sedangkan media informasi, baik cetak maupun
elektronik berubah menjadi sarana penghancur dan perusak, atau paling tidak
hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat meteri dan hiburan semata. Tidak
memperhatikan hal-hal yang dapat meluruskan moral dan menanamkan aqidah serta
menangkis aliran-aliran sesat.
D.
PENANGGULANGAN TERHADAP PENYIMPANGAN AQIDAH
1. Kembali
pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam untuk mengambil
aqidah shahihah. Sebagaimana para Salafush Shalih mengambil aqidah mereka dari
keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah
memperbaiki umat terdahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan yang sesat
dan mengenal syubuhat-syubuhat mereka untuk kita bantah dan kita waspadai,
karena siapa yang tidak mngenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke
dalamnya.
2.
Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai
jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi
yang ketat dalam menyajikan materi ini.
3.
Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang
bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan
kitab-kitab kelompok penyeleweng harus
dijauhkan.
4. Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat
Islam dengan mengajarkan aqidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh aqidah
batil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang
teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban.
2.
Aqidah berpengaruh besar terhadap
berbagai aspek kehidupan.
3.
Penyimpangan aqidah terjadi karena tidak
mau belajar tentang aqidah, mencintai sesuatu berlebihan, melaksanakan sesuatu
tanpa ada dalil, dan kurangnya informasi tentang aqidah.
4.
Penanggulangan terhadap penyimpangan
aqidah adalah dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
B. SARAN
1.
Sebaiknya aqidah diajarkan sejak dini
agar tidak banyak terjadi penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Aqidah Islamiyah. http://new-article-artikel.blogspot.com
Al-atsari Hamid. 2006. Intisari Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Jakarta : Pustaka Imam Syafi’i
Aziz Abdul B,. 1990. Hidup sejahtera dalam naungan Islam.
Jakarta : Gemma
Lubis Ibrahim. 2012. Aqidah.
http://makalahmajannaii.blogspot.com
Yasid. 2006. Syarah 'Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Bogor
: Pustaka Imam Syafi’i
Wednesday, October 2, 2013
Gadis Berkerudung
Gadis Berkerudung
Oleh : Rendy Dwi S dan Machison
Abdullah
Oh gadis berkerudung
Aku melihatmu tanpa sengaja
Sesosok bidadari tak bersayap
Tertangkap oleh kedua mataku
Hingga tubuh ini tak mampu bergeming
Dan menatap kea rah lain
Sebuah rasa yang teramat asing
Muncul disudut hati ini
Hingga akupun tak memahaminya
Oh tuhan inikah yang dinamakan cinta
Hari demi hari aku bertemu denganmu
Menjalani masa perkuliahan bersama
Saat itulah aku mulai menyadari
Bahwa kaulah tulang rusuku yang hilang
Oh gadis berkerudung. . . . . . . .
Senyumu mewarnai hari hariku
Binary matamu seindah mentari pagi
Suaramu selembut hembusan angin
Oh gadis berkerudung . . . . . . . .
Memandangmu menenangkan hati gundah ini
Kaulah anugerah tuhan
Wednesday, September 25, 2013
FISIKA DASAR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Bandul Matematis
Daftar Alat
• Tiang bandul 1 set
• Bandul matematis dengan benang dan gantungan 1 buah
• Stopwatch 1 buah
Tata Laksana
• Aturlah panjang tali pada 8 panjang tali yang berbeda, mulai dari panjang tali terbesar yang bisa diukur sampai panjang tali sebesar l = 15 cm. Pada setiap panjang tali waktu ayunan diukur 10 kali. Pada setiap pengukuran sepuluh periode ayunan (10·T) diukur.
• Buatlah grafik T2 terhadap l. Cari garis lurus yang paling cocok dengan titik-titik hasil ukur dan tentukanlah kemiringan a dari garis tersebut. Tentukan konstanta gravitasi g dari kemiringan a dengan memakai hubungan (1.10). 1
• Buatlah kesimpulan dari hasil yang anda peroleh dari percobaan ini.
Elastisitas
Daftar Alat
• Pegas 1 buah
• Gantungan beban untuk menggantungkan beban pada pegas 1 buah
• Beban bulat 50 g 9 buah
• Meteran 1 buah
• Stopwatch 1 buah
Tata laksana
1. Ukurlah perpanjangan pegas ?x terhadap besar massa beban yang digantungkan. Untuk itu ukurlah jarak dari satu tempat permanen di atas pegas sampai ke ujung bawah pegas atau sampai ke ujung kait yang dipakai untuk menggantungkan beban. Jarak tersebut diukur tanpa beban dan kemudian dengan beban mulai sebesar 50g sampai 450g, pada setiap 50g.
2. Buatlah grafik panjang pegas terhadap gaya gravitasi dari hasil 1.
3. Ukurlah panjang karet dengan beban mulai dari 0 sampai 450g pada setiap 50g. Kemudian ukur langsung secara terbalik, berarti beban mulai dari 450g tadi dikurangi 50g demi 50g dan pada setiap pengurangan beban, panjang karet diukur.
4. Gambarlah panjang karet terhadap gaya gravitasi dari hasil ukur 3 ke dalam grafik dari 2. Bandingkanlah dua grafik ini.
5. Pakai grafik dari 2 untuk menentukan konstanta pegas k. Gunakan (2.1) atau (2.2).
6. Gantungkan beban sebesar 250g pada pegas, ayunkan pegas dan ukur waktu ayunan. Pada satu pengukuran ukurlah sekaligus 10 periode ayunan. Pengukuran ini dilakukan 5 kali. Tentukan konstanta pegas k dengan (2.12). Perhatikan bahwa massa m dalam persamaan ini merupakan seluruh massa yang berayun, berarti kait yang dipakai untuk menggantungkan beban harus dihitung juga. Apakah pegas sendiri ikut berayun dan harus dihitung ? (Perhatikan bagian pegas bawah, tengah dan atas ketika pegas berayun.)
Hukum Newton II
Daftar Alat
• Dua rel presisi yang disambungkan dengan penyambung rel dan dengan kaki rel pada setiap ujung 1 set
• Balok tangga 1 buah
• Alas kayu untuk mengangkat ujung rel 1 buah
• Kereta dinamika untuk rel presisi 1 buah
• Rangkaian pewaktu elektronik dengan stopwatch 1 set
• penjepit rel 1 buah
Tata Laksana Percobaan
Dalam percobaan ini satu rel presisi dipakai sebagai jalur untuk sebuah kereta. Satu ujung dari rel diangkat setinggi h sehingga rel menjadi miring. Untuk mengangkat rel pada satu sisi, disediakan sebuah balok bertangga dan sebuah alas kayu. Benda yang dipercepat adalah kereta yang bisa bergerak dengan gesekan kecil di atas rel presisi. Pengaturan percobaan seperti diperlihatkan dalam gambar 3.2. Empat sudut kemiringan yang berbeda dipakai, yaitu sudut yang didapatkan dengan tinggi h sbb.: h = 2,5 cm, 3,5 cm, 4,5 cm dan 5,7 cm. Pada setiap sudut kemiringan, percepatan kereta ditentukan dengan mengukur jarak jalan kereta s dan waktu t yang ditempuh kereta saat meluncur. Dari data-data yang diperoleh, percepatan a ditentukan sesuai dengan (3.16). Waktu tempuh diukur dengan memakai rangkaian elektronik yang tersambung dengan stopwatch. Kereta pada awal percobaan tertahan pada tempatnya dengan sepotong almunium foil yang dijepitkan pada kereta dan pada penjepit kontak. Ketika penjepit kontak dibukakan, maka stopwatch mulai jalan dan kereta mulai bergerak. Stopwatch dihentikan oleh gerbang optik yang dipasang pada posisi tertentu pada rel. Pada kereta terpasang sekrup yang menonjol ke bawah. Ketika sekrup tersebut masuk ke dalam gerbang optik, stopwatch akan berhenti. Maka waktu tempuh terdapat dari waktu yang ditunjukkan pada stopwatch, sedangkan jarak tempuh kereta adalah jarak gerak dari posisi awal sampai ke posisi di mana sekrup tersebut masuk ke dalam gerbang optik. Masuknya sekrup ke dalam gerbang optik dilihat pada LED rangkaian gerbang optik yang mati ketika sekrup di dalam gerbang optik.
Pakai dua cara untuk menentukan percepatan a:
1. Pada tinggi h = 4,5 cm ukur waktu yang ditempuh dengan 6 jarak tempuh yang berbeda, mulai dari jarak sebesar s ˜ 35 cm sampai ke jarak yang terpendek sebesar s ˜ 5 cm. Waktu luncur diukur sebanyak 3 kali untuk setiap jarak tempuh. Pakai nilai rata-rata dari tiga hasil ukur ini. Buat satu grafik jarak s terhadap waktu kuadrat t2. Pakai metode grafik untuk menentukan percepatan a sesuai dengan (3.16). Perhatikan bahwa kemiringan a* dari garis miring yang didapatkan tidak sama dengan percepatan a.
2. Cara kedua untuk menentukan percepatan a dipakai pada ketinggian h = 2,5 cm, h = 3,5 cm dan h = 5,7 cm. Pada ketinggian tersebut cukup mengukur waktu luncur pada satu jarak tempuh saja. Pakai jarak tempuh sebesar s = 35 cm. Ukurlah waktu tempuhnya sebanyak 5 kali. Tentukan percepatan a memakai (3.16) dari nilai rata-rata waktu tempuh dan panjang jarak. Pada masing-masing ketinggian akan diperoleh besar percepatan a sebagai hasil ukur yang dimiliki kereta pada ketinggian tersebut. Untuk melihat hubungan antara percepatan a dan ketinggian h lebih jelas, buat grafik percepatan a terhadap tinggi kemiringan h. Tentukan konstanta gravitasi g dan gaya gesekan Fges dengan memakai metode grafis dan persamaan (3.9). Untuk menghitung Fges dari bagian sumbu y dalam grafik, massa kereta dibutuhkan. Massa dari kereta 1 sebesar mk1 = 83,3 g ± 0,1 g, massa dari kereta 2 sebesar mk2 = 75,4 g ± 0,1 g, Massa dari kereta 3 sebesar mk3 = 83,3 g ± 0,1 g.
Bola Jatuh Bebas
Peralatan
Power supply 1 buah
• Stopwatch (counter) dengan rangkaian Start / Stop 1 buah
• Tiang alat bola jatuh bebas komplit dengan holding magnet dan sakelar kejatuhan untuk menghentikan counter 1 buah
• Meteran 1 buah
• Bola besi (gotri) beberapa buah
• Kabel 1 set
Prosedur Percobaan
1. Tentukan kecepatan counter dibandingkan waktu yang sebenarnya. Caranya: Jalankan counter selama 100 detik dan catat besar angka (waktu) yang dihitung counter dalam waktu 100 det tersebut. Perhatikan bahwa counter menghitung dari 0 sampai 9,999, kemudian kembali ke 0. Berarti counter menghitung satu kali skala penuh merupakan perubahan angka sebesar 10 atau 10 detCounter. Perhatikan, berapa kali counter kembali ke nol selama waktu 100 detik. Ulangi pengukuran ini sebanyak 5 kali. Dari hasil ukur tentukanlah skala counter. Skala counter kita definisikan: sebenarnya counter t Skala t = (4.3) Dengan tCounter sebagai besar angka (waktu) yang dihitung counter. Dari (4.3) didapatkan persamaan “terjemahan” dari hasil counter ke waktu yang sebenarnya: tsebenarnya = Skala · tcounter (4.4)
2. Susunlah peralatan seperti terlihat pada gambar 4.1.
3. Ukurlah waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh pada 10 ketinggian s yang berbeda-beda, mulai dari ketinggian paling besar yang bisa diperoleh sampai tinggi terkecil sebesar s = 5 cm. Pada setiap ketinggian waktu jatuh diukur sebanyak 5 kali. Counter harus di-reset pada setiap pengukuran sehingga menunjukkan nol.
4. Buat grafik s terhadap t2. Pakai waktu rata-rata dari pengukuran waktu pada masing-masing ketinggian. Perhatikan ralat statistis yang terdapat karena bola baru mulai jatuh 10 mdet setelah counter mulai jalan.
5. Tentukan percepatan gravitasi di bumi g dari kemiringan grafik.
6. Buat perkiraan ralat untuk hasil percepatan gravitasi bumi g dari ralat statistik dan perhatikan kemungkinan untuk terjadinya ralat sistematis.
Koefisien Muai Panjang
Peralatan
• Peralatan muai panjang (Jarum penunjuk, Skala, Jepitan pipa, bahan statif) 1 set
• Pipa tembaga dengan lubang 1 buah
• Pipa almunium dengan lubang 1 buah
• Ketel uap dengan selang 1 buah
• Termometer (0 – 110oC) 1 buah
Prosedur Percobaan
1. Pasang seluruh alat ukur dengan pipa uji pada alat ukur.
2. Ukur panjang logam yang diteliti (pipa uji) antara klem dan poros jarum penunjuk dan catat juga suhu ruangan percobaan.
3. Catat posisi jarum pada skala.
4. Periksa, apakah ketel uap sudah diisi dengan air (tanya pada asisten) – jika belum isilah. Sambungkan selang dari ketel uap dengan ujung pipa. Pasang selang pendek dan tempat (gelas) yang bisa menampung air yang ke luar dari ujung pipa kedua.
5. Hidupkan ketel uap.
6. Biarkan pipa uji dipanaskan sampai seluruh pipa memiliki panas yang sama dan yang maksimal bisa dicapai. Keadaan ini tercapai jika pipa sudah tidak menjadi lebih panjang lagi.
7. Catat posisi jarum penunjuk pada penggaris dan tentukan perubahan panjang pipa. Perhatikan bahwa perubahan panjang pipa lain dengan perubahan posisi jarum.
8. Seluruh pengukuran dilakukan dengan bahan almunium dan dengan bahan tembaga. Masing-masing bahan diukur tiga kali. Batang yang telah diukur dan jepitannya (klem double) harus didinginkan dalam air sebelum mulai dengan pengukuran berikut.
Voltameter Tembaga
Daftar Alat
• Peralatan voltameter tembaga 1 set
• Amperemeter 5 A atau “student meter” (alat ukur arus dan voltase) atau Multimeter YF-3503 / YF-3502 1 buah
• Sumber daya listrik, arus terregulasi 1 buah
• Stopwatch 1 buah
• Kabel 1 set
Prosedur Percobaan
1. Ampelas dulu elektrode yang akan dipakai sehingga bersih dari bahan yang mudah lepas, lalu debu hasil mengampelas dibersihkan.
2. Ukur massa katode dengan timbangan analitik. Untuk pengukuran ini katode harus kering dan bersih. Tanyalah asisten mengenai cara pemakaian timbangan analitik. Perhatikan: Timbangan analitik tidak boleh dipakai tanpa pengawasan asisten !
3. Buatlah rangkaian seperti yang diperlihatkan pada gambar 6.1. Perhatikan supaya elektrode (plat tembaga) tidak saling menyentuh. Jika elektrode saling menyentuh arus tidak akan mengalir melalui elektrolit, tetapi akan mengalir langsung antara elektrode.
4. Hidupkanlah arus dan stopwatch secara serentak. Aturlah arus I sebesar 1 A pada percobaan pertama dan sebesar 2A pada percobaan kedua. Arus I bisa diatur dengan mengatur sakelar arus pada powersupply. Catat besar arus yang dibaca pada amperemeter setiap 5 menit. Pakai arus rata-rata untuk perhitungan.
5. Setelah t = 30 menit, putuskan aliran listrik lalu keringkan katode. Tetapi katode tidak boleh dikeringkan dengan lap atau tissue karena serat tissue atau lap yang bisa tertempel pada katode akan menambah massanya dan mengubah hasil ukur. Sebab itu katode dikeringkan dengan cara memanaskannya dengan pembakar spiritus. Lalu timbang massa katode. Tentukan penambahan massa ?mCu selama percobaan.
6. Lakukan langkah seperti point 2. – 5. sebanyak 2 kali dengan selang waktu yang sama dan arus yang berbeda.
7. Tentukan besar konstanta Avogadro dari besar arus I, selang waktu t, penambahan massa ?mCu yang terendap pada katode dan massa mol dari tembaga. Pakai persamaan (6.4), (6.5) dan (6.6).
Lensa
• Bangku optik terdiri dari 2 rel presisi 50 cm yang disambungkan dengan penyambung rel dan satu pasang kaki rel 1 buah
• Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah
• Lampu dengan tiang 1 buah
• Lensa 50 mm 2 buah
• Pemegang slide 1 buah
• Slide panah 1 buah
• Layar transparan 1 buah
Tata laksana percobaan
Dalam percobaan ini kita memakai sebuah bangku optik / rel presisi dengan rakitan seperti diperlihatkan dalam gambar 7.7. Pada bangku optik telah tersedia satu sumber cahaya untuk menyinari benda percobaan. Cahaya dari sumber cahaya (lampu) melewati sebuah lensa kondensor. Fungsi dari lensa kondensor untuk mengumpulkan cahaya sehingga lebih banyak cahaya yang mengenai benda percobaan. Dari benda percobaan (lubang bentuk panah) cahaya melewati lensa yang diukur jarak fokusnya dan kemudian cahaya mengenai satu layar putih. Semua komponen terpasang pada penjepit rel dan dapat digeserkan. Pada penjepit masing-masing ada panah penunjuk yang menunjukkan posisi dari komponen itu sehingga jarak-jarak antara berbagai komponen bisa diukur dengan mudah. Sebelum percobaan dimulai, lampu, lensa kondensor dan benda diatur pada posisi yang tepat sehingga seluruh benda terkena cukup banyak cahaya. Posisi dari tiga bagian ini tidak perlu diubah lagi selama percobaan dilakukan. Aturlah terlebih dahulu suatu jarak L tertentu antara benda dan layar. Pada setiap jarak L terdapat empat cara untuk menentukan jarak fokus f, berarti pada setiap jarak L terdapat empat nilai f dari berbagai cara ukur yang dijelaskan di bawah. Lakukan semua cara pengukuran f untuk 6 nilai L yang berbeda antara L ˜ 23 cm dan 50 cm. Tulislah seluruh hasil ukur serta hasil perhitungan nilainilai f ke dalam satu tabel. Bandingkanlah nilai-nilai f yang didapatkan. Apakah semua hasil sama atau berbeda (jauh) ? Cara mana di antara empat cara ini yang paling baik (teliti) untuk menentukan jarak fokus lensa ? Berapa besar hasil ratarata untuk jarak fokus f ? Empat cara untuk menentukan jarak fokus f pada setiap jarak L terdapat dari teori di atas sbb.:
1. Atur posisi lensa sedemikian rupa sehingga terdapat bayangan yang jelas pada layar. (Hal ini dilakukan tanpa mengubah posisi layar atau posisi benda yang sebelumnya telah diatur pada jarak L tertentu.) Cari bayangan yang lebih besar dulu. (Lensa lebih dekat dengan benda.) Ukurlah jarak benda S1 dan jarak bayangan S1′. Dari S1 dan S1′ jarak fokus f dihitung dengan (7.5).
2. Lalu dengan posisi lensa yang sama ukur tinggi bayangan B’ yang terbentuk. Dari besar bayangan dan besar benda, pembesaran M bisa dihitung. Dari pembesaran M dan besar S1′ jarak fokus f bisa ditentukan dengan (7.8).
3. Dengan posisi lensa dan posisi layar yang sama (L yang sama) terdapat posisi lensa kedua yang memberikan bayangan yang jelas sesuai dengan teori di atas. Geserkan lensa dan cari posisi lensa kedua ini juga dan tentukan S2 dan S2′. Tentukan jarak fokus f dari S2 dan S2′ dengan (7.5).
4. Dari jarak antara dua posisi lensa tersebut besar e bisa ditentukan. (Misalnya dengan menghitung e = S1 – S2 ). Cari jarak fokus f dari besar e dan besar L dengan (7.6). Pada posisi lensa kedua (bayangan diperkecil), kita tidak memakai persamaan (7.8).
Viskositas Zat Cair
Daftar Alat (untuk 2 kelompok kerja)
• Beaker 600 ml dengan lubang di bawah (2 buah)
• Beaker 600 ml (2 buah)
• Beaker 800 ml dengan lubang di bawah (1 buah)
• Beaker 800 ml (1 buah)
• Beaker plastik (3 buah)
• Pipa kaca 3 mm, 4 mm, 5 mm dengan prop karet untuk minyak kelapa (2 set)
• Pipa kaca 3 mm dengan prop karet untuk parafin (2 buah)
• Stopwatch (2 buah)
• Meteran (2 buah)
• Rak untuk simpan pipa-pipa (1 buah)
• Jangka sorong (1 buah)
Cara Kerja
Lakukan percobaan berikut ini dengan minyak kelapa memakai tiga pipa yang berbeda, yaitu pipa dengan diameter ˜ 3 mm, ˜ 4 mm dan ˜ 5 mm dan dengan parafin memakai hanya satu pipa, yaitu pipa dengan diameter ˜ 3 mm.
1. Pasang pipa yang akan dipakai pada gelas beaker yang mempunyai lubang di bawah. Susun gelas Beaker dengan pipa pada meja di atas dan gelas beaker yang sama besar pada meja di bawah sesuai dengan gambar 8.1 sebelah kiri.
2. Isi gelas beaker di atas dengan cairan yang akan diukur (minyak kelapa / parafin) lebih tinggi daripada batas awal pengukuran. Batas awal pengukuran adalah tanda 400 ml untuk minyak kelapa dan tanda 500 ml untuk parafin.
3. Amatilah cairan yang turun dan hidupkan stopwatch ketika permukaan cairan berada pada batas awal pengukuran. Matikan stopwatch ketika permukaan cairan berada pada batas akhir pengukuran. Batas akhir pengukuran adalah tanda 150 ml untuk minyak kelapa dan tanda 200 ml untuk parafin.
4. Tunggu sampai cairan berhenti mengalir ke bawah, lalu ukurlah jarak antara dasar gelas atas dan permukaan cairan pada gelas atas (hmin) dan jarak antara dasar gelas bawah dan permukaan cairan pada gelas bawah (hakhir).
5. Ukurlah tinggi antara dasar gelas bawah dan dasar gelas atas hKayu
6. Pindahkan cairan dari gelas bawah ke dalam gelas cadangan dengan cara yang bersih ! Cara yang bersih: Sambil gelas atas diangkat, gelas bawah ditukar dengan gelas cadangan tanpa memberikan kesempatan untuk cairan menetes ke meja. Cairan dari gelas bawah dituangkan ke dalam gelas cadangan, lalu gelas ditukar lagi.
7. Percobaan dilakukan dua kali dengan tiap-tiap pipa dan tiap-tiap cairan yang dipakai.
8. Percobaan diulangi dengan pipa yang lain sesuai tugas di atas. Untuk cairan yang lain, pakai gelas-gelas dan pipa-pipa yang lain !
9. Tentukan jarak h150ml antara dasar gelas dan tanda volume 150 ml dan jarak h400ml antara dasar gelas dan tanda volume 400 ml pada gelas atas yang dipakai untuk mengukur minyak kelapa. Tentukan besar h200ml dan h500ml pada gelas atas yang dipakai untuk mengukur parafin.
10. Tentukan besar viskositas dari masing-masing pengukuran dan viskositas rata-rata dari masing-masing cairan yang dipakai. Bandingkan hasil nilai viskositas yang didapatkan dengan menggunakan pipa yang mempunyai diameter yang berbeda.
Bandul Matematis
Daftar Alat
• Tiang bandul 1 set
• Bandul matematis dengan benang dan gantungan 1 buah
• Stopwatch 1 buah
Tata Laksana
• Aturlah panjang tali pada 8 panjang tali yang berbeda, mulai dari panjang tali terbesar yang bisa diukur sampai panjang tali sebesar l = 15 cm. Pada setiap panjang tali waktu ayunan diukur 10 kali. Pada setiap pengukuran sepuluh periode ayunan (10·T) diukur.
• Buatlah grafik T2 terhadap l. Cari garis lurus yang paling cocok dengan titik-titik hasil ukur dan tentukanlah kemiringan a dari garis tersebut. Tentukan konstanta gravitasi g dari kemiringan a dengan memakai hubungan (1.10). 1
• Buatlah kesimpulan dari hasil yang anda peroleh dari percobaan ini.
Elastisitas
Daftar Alat
• Pegas 1 buah
• Gantungan beban untuk menggantungkan beban pada pegas 1 buah
• Beban bulat 50 g 9 buah
• Meteran 1 buah
• Stopwatch 1 buah
Tata laksana
1. Ukurlah perpanjangan pegas ?x terhadap besar massa beban yang digantungkan. Untuk itu ukurlah jarak dari satu tempat permanen di atas pegas sampai ke ujung bawah pegas atau sampai ke ujung kait yang dipakai untuk menggantungkan beban. Jarak tersebut diukur tanpa beban dan kemudian dengan beban mulai sebesar 50g sampai 450g, pada setiap 50g.
2. Buatlah grafik panjang pegas terhadap gaya gravitasi dari hasil 1.
3. Ukurlah panjang karet dengan beban mulai dari 0 sampai 450g pada setiap 50g. Kemudian ukur langsung secara terbalik, berarti beban mulai dari 450g tadi dikurangi 50g demi 50g dan pada setiap pengurangan beban, panjang karet diukur.
4. Gambarlah panjang karet terhadap gaya gravitasi dari hasil ukur 3 ke dalam grafik dari 2. Bandingkanlah dua grafik ini.
5. Pakai grafik dari 2 untuk menentukan konstanta pegas k. Gunakan (2.1) atau (2.2).
6. Gantungkan beban sebesar 250g pada pegas, ayunkan pegas dan ukur waktu ayunan. Pada satu pengukuran ukurlah sekaligus 10 periode ayunan. Pengukuran ini dilakukan 5 kali. Tentukan konstanta pegas k dengan (2.12). Perhatikan bahwa massa m dalam persamaan ini merupakan seluruh massa yang berayun, berarti kait yang dipakai untuk menggantungkan beban harus dihitung juga. Apakah pegas sendiri ikut berayun dan harus dihitung ? (Perhatikan bagian pegas bawah, tengah dan atas ketika pegas berayun.)
Hukum Newton II
Daftar Alat
• Dua rel presisi yang disambungkan dengan penyambung rel dan dengan kaki rel pada setiap ujung 1 set
• Balok tangga 1 buah
• Alas kayu untuk mengangkat ujung rel 1 buah
• Kereta dinamika untuk rel presisi 1 buah
• Rangkaian pewaktu elektronik dengan stopwatch 1 set
• penjepit rel 1 buah
Tata Laksana Percobaan
Dalam percobaan ini satu rel presisi dipakai sebagai jalur untuk sebuah kereta. Satu ujung dari rel diangkat setinggi h sehingga rel menjadi miring. Untuk mengangkat rel pada satu sisi, disediakan sebuah balok bertangga dan sebuah alas kayu. Benda yang dipercepat adalah kereta yang bisa bergerak dengan gesekan kecil di atas rel presisi. Pengaturan percobaan seperti diperlihatkan dalam gambar 3.2. Empat sudut kemiringan yang berbeda dipakai, yaitu sudut yang didapatkan dengan tinggi h sbb.: h = 2,5 cm, 3,5 cm, 4,5 cm dan 5,7 cm. Pada setiap sudut kemiringan, percepatan kereta ditentukan dengan mengukur jarak jalan kereta s dan waktu t yang ditempuh kereta saat meluncur. Dari data-data yang diperoleh, percepatan a ditentukan sesuai dengan (3.16). Waktu tempuh diukur dengan memakai rangkaian elektronik yang tersambung dengan stopwatch. Kereta pada awal percobaan tertahan pada tempatnya dengan sepotong almunium foil yang dijepitkan pada kereta dan pada penjepit kontak. Ketika penjepit kontak dibukakan, maka stopwatch mulai jalan dan kereta mulai bergerak. Stopwatch dihentikan oleh gerbang optik yang dipasang pada posisi tertentu pada rel. Pada kereta terpasang sekrup yang menonjol ke bawah. Ketika sekrup tersebut masuk ke dalam gerbang optik, stopwatch akan berhenti. Maka waktu tempuh terdapat dari waktu yang ditunjukkan pada stopwatch, sedangkan jarak tempuh kereta adalah jarak gerak dari posisi awal sampai ke posisi di mana sekrup tersebut masuk ke dalam gerbang optik. Masuknya sekrup ke dalam gerbang optik dilihat pada LED rangkaian gerbang optik yang mati ketika sekrup di dalam gerbang optik.
Pakai dua cara untuk menentukan percepatan a:
1. Pada tinggi h = 4,5 cm ukur waktu yang ditempuh dengan 6 jarak tempuh yang berbeda, mulai dari jarak sebesar s ˜ 35 cm sampai ke jarak yang terpendek sebesar s ˜ 5 cm. Waktu luncur diukur sebanyak 3 kali untuk setiap jarak tempuh. Pakai nilai rata-rata dari tiga hasil ukur ini. Buat satu grafik jarak s terhadap waktu kuadrat t2. Pakai metode grafik untuk menentukan percepatan a sesuai dengan (3.16). Perhatikan bahwa kemiringan a* dari garis miring yang didapatkan tidak sama dengan percepatan a.
2. Cara kedua untuk menentukan percepatan a dipakai pada ketinggian h = 2,5 cm, h = 3,5 cm dan h = 5,7 cm. Pada ketinggian tersebut cukup mengukur waktu luncur pada satu jarak tempuh saja. Pakai jarak tempuh sebesar s = 35 cm. Ukurlah waktu tempuhnya sebanyak 5 kali. Tentukan percepatan a memakai (3.16) dari nilai rata-rata waktu tempuh dan panjang jarak. Pada masing-masing ketinggian akan diperoleh besar percepatan a sebagai hasil ukur yang dimiliki kereta pada ketinggian tersebut. Untuk melihat hubungan antara percepatan a dan ketinggian h lebih jelas, buat grafik percepatan a terhadap tinggi kemiringan h. Tentukan konstanta gravitasi g dan gaya gesekan Fges dengan memakai metode grafis dan persamaan (3.9). Untuk menghitung Fges dari bagian sumbu y dalam grafik, massa kereta dibutuhkan. Massa dari kereta 1 sebesar mk1 = 83,3 g ± 0,1 g, massa dari kereta 2 sebesar mk2 = 75,4 g ± 0,1 g, Massa dari kereta 3 sebesar mk3 = 83,3 g ± 0,1 g.
Bola Jatuh Bebas
Peralatan
Power supply 1 buah
• Stopwatch (counter) dengan rangkaian Start / Stop 1 buah
• Tiang alat bola jatuh bebas komplit dengan holding magnet dan sakelar kejatuhan untuk menghentikan counter 1 buah
• Meteran 1 buah
• Bola besi (gotri) beberapa buah
• Kabel 1 set
Prosedur Percobaan
1. Tentukan kecepatan counter dibandingkan waktu yang sebenarnya. Caranya: Jalankan counter selama 100 detik dan catat besar angka (waktu) yang dihitung counter dalam waktu 100 det tersebut. Perhatikan bahwa counter menghitung dari 0 sampai 9,999, kemudian kembali ke 0. Berarti counter menghitung satu kali skala penuh merupakan perubahan angka sebesar 10 atau 10 detCounter. Perhatikan, berapa kali counter kembali ke nol selama waktu 100 detik. Ulangi pengukuran ini sebanyak 5 kali. Dari hasil ukur tentukanlah skala counter. Skala counter kita definisikan: sebenarnya counter t Skala t = (4.3) Dengan tCounter sebagai besar angka (waktu) yang dihitung counter. Dari (4.3) didapatkan persamaan “terjemahan” dari hasil counter ke waktu yang sebenarnya: tsebenarnya = Skala · tcounter (4.4)
2. Susunlah peralatan seperti terlihat pada gambar 4.1.
3. Ukurlah waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh pada 10 ketinggian s yang berbeda-beda, mulai dari ketinggian paling besar yang bisa diperoleh sampai tinggi terkecil sebesar s = 5 cm. Pada setiap ketinggian waktu jatuh diukur sebanyak 5 kali. Counter harus di-reset pada setiap pengukuran sehingga menunjukkan nol.
4. Buat grafik s terhadap t2. Pakai waktu rata-rata dari pengukuran waktu pada masing-masing ketinggian. Perhatikan ralat statistis yang terdapat karena bola baru mulai jatuh 10 mdet setelah counter mulai jalan.
5. Tentukan percepatan gravitasi di bumi g dari kemiringan grafik.
6. Buat perkiraan ralat untuk hasil percepatan gravitasi bumi g dari ralat statistik dan perhatikan kemungkinan untuk terjadinya ralat sistematis.
Koefisien Muai Panjang
Peralatan
• Peralatan muai panjang (Jarum penunjuk, Skala, Jepitan pipa, bahan statif) 1 set
• Pipa tembaga dengan lubang 1 buah
• Pipa almunium dengan lubang 1 buah
• Ketel uap dengan selang 1 buah
• Termometer (0 – 110oC) 1 buah
Prosedur Percobaan
1. Pasang seluruh alat ukur dengan pipa uji pada alat ukur.
2. Ukur panjang logam yang diteliti (pipa uji) antara klem dan poros jarum penunjuk dan catat juga suhu ruangan percobaan.
3. Catat posisi jarum pada skala.
4. Periksa, apakah ketel uap sudah diisi dengan air (tanya pada asisten) – jika belum isilah. Sambungkan selang dari ketel uap dengan ujung pipa. Pasang selang pendek dan tempat (gelas) yang bisa menampung air yang ke luar dari ujung pipa kedua.
5. Hidupkan ketel uap.
6. Biarkan pipa uji dipanaskan sampai seluruh pipa memiliki panas yang sama dan yang maksimal bisa dicapai. Keadaan ini tercapai jika pipa sudah tidak menjadi lebih panjang lagi.
7. Catat posisi jarum penunjuk pada penggaris dan tentukan perubahan panjang pipa. Perhatikan bahwa perubahan panjang pipa lain dengan perubahan posisi jarum.
8. Seluruh pengukuran dilakukan dengan bahan almunium dan dengan bahan tembaga. Masing-masing bahan diukur tiga kali. Batang yang telah diukur dan jepitannya (klem double) harus didinginkan dalam air sebelum mulai dengan pengukuran berikut.
Voltameter Tembaga
Daftar Alat
• Peralatan voltameter tembaga 1 set
• Amperemeter 5 A atau “student meter” (alat ukur arus dan voltase) atau Multimeter YF-3503 / YF-3502 1 buah
• Sumber daya listrik, arus terregulasi 1 buah
• Stopwatch 1 buah
• Kabel 1 set
Prosedur Percobaan
1. Ampelas dulu elektrode yang akan dipakai sehingga bersih dari bahan yang mudah lepas, lalu debu hasil mengampelas dibersihkan.
2. Ukur massa katode dengan timbangan analitik. Untuk pengukuran ini katode harus kering dan bersih. Tanyalah asisten mengenai cara pemakaian timbangan analitik. Perhatikan: Timbangan analitik tidak boleh dipakai tanpa pengawasan asisten !
3. Buatlah rangkaian seperti yang diperlihatkan pada gambar 6.1. Perhatikan supaya elektrode (plat tembaga) tidak saling menyentuh. Jika elektrode saling menyentuh arus tidak akan mengalir melalui elektrolit, tetapi akan mengalir langsung antara elektrode.
4. Hidupkanlah arus dan stopwatch secara serentak. Aturlah arus I sebesar 1 A pada percobaan pertama dan sebesar 2A pada percobaan kedua. Arus I bisa diatur dengan mengatur sakelar arus pada powersupply. Catat besar arus yang dibaca pada amperemeter setiap 5 menit. Pakai arus rata-rata untuk perhitungan.
5. Setelah t = 30 menit, putuskan aliran listrik lalu keringkan katode. Tetapi katode tidak boleh dikeringkan dengan lap atau tissue karena serat tissue atau lap yang bisa tertempel pada katode akan menambah massanya dan mengubah hasil ukur. Sebab itu katode dikeringkan dengan cara memanaskannya dengan pembakar spiritus. Lalu timbang massa katode. Tentukan penambahan massa ?mCu selama percobaan.
6. Lakukan langkah seperti point 2. – 5. sebanyak 2 kali dengan selang waktu yang sama dan arus yang berbeda.
7. Tentukan besar konstanta Avogadro dari besar arus I, selang waktu t, penambahan massa ?mCu yang terendap pada katode dan massa mol dari tembaga. Pakai persamaan (6.4), (6.5) dan (6.6).
Lensa
• Bangku optik terdiri dari 2 rel presisi 50 cm yang disambungkan dengan penyambung rel dan satu pasang kaki rel 1 buah
• Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah
• Lampu dengan tiang 1 buah
• Lensa 50 mm 2 buah
• Pemegang slide 1 buah
• Slide panah 1 buah
• Layar transparan 1 buah
Tata laksana percobaan
Dalam percobaan ini kita memakai sebuah bangku optik / rel presisi dengan rakitan seperti diperlihatkan dalam gambar 7.7. Pada bangku optik telah tersedia satu sumber cahaya untuk menyinari benda percobaan. Cahaya dari sumber cahaya (lampu) melewati sebuah lensa kondensor. Fungsi dari lensa kondensor untuk mengumpulkan cahaya sehingga lebih banyak cahaya yang mengenai benda percobaan. Dari benda percobaan (lubang bentuk panah) cahaya melewati lensa yang diukur jarak fokusnya dan kemudian cahaya mengenai satu layar putih. Semua komponen terpasang pada penjepit rel dan dapat digeserkan. Pada penjepit masing-masing ada panah penunjuk yang menunjukkan posisi dari komponen itu sehingga jarak-jarak antara berbagai komponen bisa diukur dengan mudah. Sebelum percobaan dimulai, lampu, lensa kondensor dan benda diatur pada posisi yang tepat sehingga seluruh benda terkena cukup banyak cahaya. Posisi dari tiga bagian ini tidak perlu diubah lagi selama percobaan dilakukan. Aturlah terlebih dahulu suatu jarak L tertentu antara benda dan layar. Pada setiap jarak L terdapat empat cara untuk menentukan jarak fokus f, berarti pada setiap jarak L terdapat empat nilai f dari berbagai cara ukur yang dijelaskan di bawah. Lakukan semua cara pengukuran f untuk 6 nilai L yang berbeda antara L ˜ 23 cm dan 50 cm. Tulislah seluruh hasil ukur serta hasil perhitungan nilainilai f ke dalam satu tabel. Bandingkanlah nilai-nilai f yang didapatkan. Apakah semua hasil sama atau berbeda (jauh) ? Cara mana di antara empat cara ini yang paling baik (teliti) untuk menentukan jarak fokus lensa ? Berapa besar hasil ratarata untuk jarak fokus f ? Empat cara untuk menentukan jarak fokus f pada setiap jarak L terdapat dari teori di atas sbb.:
1. Atur posisi lensa sedemikian rupa sehingga terdapat bayangan yang jelas pada layar. (Hal ini dilakukan tanpa mengubah posisi layar atau posisi benda yang sebelumnya telah diatur pada jarak L tertentu.) Cari bayangan yang lebih besar dulu. (Lensa lebih dekat dengan benda.) Ukurlah jarak benda S1 dan jarak bayangan S1′. Dari S1 dan S1′ jarak fokus f dihitung dengan (7.5).
2. Lalu dengan posisi lensa yang sama ukur tinggi bayangan B’ yang terbentuk. Dari besar bayangan dan besar benda, pembesaran M bisa dihitung. Dari pembesaran M dan besar S1′ jarak fokus f bisa ditentukan dengan (7.8).
3. Dengan posisi lensa dan posisi layar yang sama (L yang sama) terdapat posisi lensa kedua yang memberikan bayangan yang jelas sesuai dengan teori di atas. Geserkan lensa dan cari posisi lensa kedua ini juga dan tentukan S2 dan S2′. Tentukan jarak fokus f dari S2 dan S2′ dengan (7.5).
4. Dari jarak antara dua posisi lensa tersebut besar e bisa ditentukan. (Misalnya dengan menghitung e = S1 – S2 ). Cari jarak fokus f dari besar e dan besar L dengan (7.6). Pada posisi lensa kedua (bayangan diperkecil), kita tidak memakai persamaan (7.8).
Viskositas Zat Cair
Daftar Alat (untuk 2 kelompok kerja)
• Beaker 600 ml dengan lubang di bawah (2 buah)
• Beaker 600 ml (2 buah)
• Beaker 800 ml dengan lubang di bawah (1 buah)
• Beaker 800 ml (1 buah)
• Beaker plastik (3 buah)
• Pipa kaca 3 mm, 4 mm, 5 mm dengan prop karet untuk minyak kelapa (2 set)
• Pipa kaca 3 mm dengan prop karet untuk parafin (2 buah)
• Stopwatch (2 buah)
• Meteran (2 buah)
• Rak untuk simpan pipa-pipa (1 buah)
• Jangka sorong (1 buah)
Cara Kerja
Lakukan percobaan berikut ini dengan minyak kelapa memakai tiga pipa yang berbeda, yaitu pipa dengan diameter ˜ 3 mm, ˜ 4 mm dan ˜ 5 mm dan dengan parafin memakai hanya satu pipa, yaitu pipa dengan diameter ˜ 3 mm.
1. Pasang pipa yang akan dipakai pada gelas beaker yang mempunyai lubang di bawah. Susun gelas Beaker dengan pipa pada meja di atas dan gelas beaker yang sama besar pada meja di bawah sesuai dengan gambar 8.1 sebelah kiri.
2. Isi gelas beaker di atas dengan cairan yang akan diukur (minyak kelapa / parafin) lebih tinggi daripada batas awal pengukuran. Batas awal pengukuran adalah tanda 400 ml untuk minyak kelapa dan tanda 500 ml untuk parafin.
3. Amatilah cairan yang turun dan hidupkan stopwatch ketika permukaan cairan berada pada batas awal pengukuran. Matikan stopwatch ketika permukaan cairan berada pada batas akhir pengukuran. Batas akhir pengukuran adalah tanda 150 ml untuk minyak kelapa dan tanda 200 ml untuk parafin.
4. Tunggu sampai cairan berhenti mengalir ke bawah, lalu ukurlah jarak antara dasar gelas atas dan permukaan cairan pada gelas atas (hmin) dan jarak antara dasar gelas bawah dan permukaan cairan pada gelas bawah (hakhir).
5. Ukurlah tinggi antara dasar gelas bawah dan dasar gelas atas hKayu
6. Pindahkan cairan dari gelas bawah ke dalam gelas cadangan dengan cara yang bersih ! Cara yang bersih: Sambil gelas atas diangkat, gelas bawah ditukar dengan gelas cadangan tanpa memberikan kesempatan untuk cairan menetes ke meja. Cairan dari gelas bawah dituangkan ke dalam gelas cadangan, lalu gelas ditukar lagi.
7. Percobaan dilakukan dua kali dengan tiap-tiap pipa dan tiap-tiap cairan yang dipakai.
8. Percobaan diulangi dengan pipa yang lain sesuai tugas di atas. Untuk cairan yang lain, pakai gelas-gelas dan pipa-pipa yang lain !
9. Tentukan jarak h150ml antara dasar gelas dan tanda volume 150 ml dan jarak h400ml antara dasar gelas dan tanda volume 400 ml pada gelas atas yang dipakai untuk mengukur minyak kelapa. Tentukan besar h200ml dan h500ml pada gelas atas yang dipakai untuk mengukur parafin.
10. Tentukan besar viskositas dari masing-masing pengukuran dan viskositas rata-rata dari masing-masing cairan yang dipakai. Bandingkan hasil nilai viskositas yang didapatkan dengan menggunakan pipa yang mempunyai diameter yang berbeda.
Subscribe to:
Posts (Atom)